Food therminology 2


FOOD TERMINOLOGY II

1.Rujak Aceh

Yang membedakan rujak ini dengan rujak2 yang lain adalah Rujak Aceh pada umumnya memiliki keistimewaannya yang terletak pada cita rasanya yang asam, manis dan pedas. Bahan-bahan yang digunakan memang relatif sama seperti pembuatan rujak pada umumnya, yang terdiri dari buah mangga, pepaya, kedondong, bengkuang, jambu air, nenas, dan timun, namun bumbu-bumbu yang digunakan, memiliki ciri khas tersendiri seperti garam, cabe rawet, asam jawa, gula aren (merah) yang cair, kacang tanah dan pisang monyet (pisang batu) atau rumbia (salak Aceh). Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, di atas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu bisa menampung untuk 50 porsi rujak, ada juga ulekan yang digunakan biasanya yang terbuat dari kayu jati. Cara penyajiannya rujak biasanya memang ddilakukan dengan dua cara, yaitu pertama ditaruh di dalam piring dan yang kedua ditaruh di atas daun pisang.

2.Mie Aceh

Mi aceh adalah masakan mi pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mi aceh biasanya ditaburi dengan bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis.

Mie aceh menunjukkan sejarah budaya masyarakat Aceh dengan yang mendapat banyak pengaruh budaya asing yang membentuk wilayah Aceh. Kuah berbahan dasar kari adalah pengaruh masakan India, sedangkan mi adalah pengaruh masakan Tionghoa. Preferensi pada daging kambing dan daging sapi menunjukkan nilai Islam yang mengharuskan memakan makanan yang halal. Sedangkan preferensi pada seafood menunjukkan letak geografis Aceh yang dikelilingi perairan seperti Selat Malaka, Laut Andaman dan Samudra Hindia, juga cara hidup mayoritas penduduk Aceh sebagai pedagang, petani dan nelayan. Saat ini, tempat makan mi aceh dapat ditemukan di sebagian besar kota-kota di Indonesia, dan juga negara tetangga seperti Malaysia dan Australia.

3.Tahu Tek

Tahu Tek adalah salah satu masakan khas kota Lamongan. Tahu tek terdiri atas tahu goreng setengah matang dan lontong yang dipotong kecil-kecil dengan alat gunting dan garpu untuk memegang tahu atau lontong, telur, kentang goreng, sedikit taoge, dan irisan ketimun dipotong kecil-panjang (seperti acar), lalu setelah disiram dengan saus kacang dengan campuran petis di atasnya, ditaburkan kerupuk udang yang bentuknya kecil dengan diameter sekitar 3 cm.

Umumnya, penjual tahu tek menggunakan gunting untuk memotong-motong tahu dan lontong. Saat proses menggunting ini, muncul bebunyian tek... tek... tek... yang bisa didengar oleh pembeli dan menandakan pesanan mereka tengah diolah. Karena suara yang khas ini maka muncul penamaan tahu "tek".

4.Coto Makassar

Coto makassar atau coto mangkasara adalah makanan tradisional Suku Makassar, Sulawesi Selatan.[1] Makanan ini terbuat dari jeroan sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dinikmati dengan ketupat dari daun Kelapa dan buras, yakni sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang.

Coto Makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa Tepatnya di Kabupaten Takalar Desa Paddinging pada abad ke-16.[2][3] Dahulu hidangan coto bagian daging sapi sirloin dan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan. Sementara bagian jeroan disajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan. Sejak bulan November 2008 coto makassar telah dipilih sebagai salah satu menu yang dihidangkan pada penerbangan domestik Garuda Indonesia dari dan ke Makassar.

5.Nasi Megono
Nasi megono (bahasa Jawa: ꦱꦼꦒ ꦩꦼꦒꦤ, translit. Sega megana) adalah sebuah hidangan nasi Jawa yang berasal dari Jawa Tengah, Indonesia. Nasi megono awalnya berasal dari kota Pekalongan di pesisir utara Jawa, dan terdiri dari nasi yang dihias dengan potongan nangka muda, dicampur dengan parutan kelapa, bersama dengan bumbu lainnya.[1][2] Nasi megono biasanya dihidangkan dengan mendoan.

6.Gulai

Gulai adalah masakan berbahan baku daging ayam, aneka ikan, kambing, sapi, jeroan, atau sayuran seperti nangka muda dan daun singkong, yang diolah dalam kuah bumbu rempah yang bercitarasa gurih. Ciri khas gulai adalah bumbunya yang kaya rempah antara lain kunyit, ketumbar, lada, lengkuas, jahe, cabai merah, bawang merah, bawang putih, adas, pala, serai, kayu manis dan jintan yang dihaluskan, dicampur, kemudian dimasak dalam santan.Masakan ini yang memiliki ciri khas berwarna kuning karena pengaruh sari kunyit. Makanan ini dianggap sebagai bentuk lain dari kari, dan secara internasional sering disebut sebagai kari ala Indonesia, meskipun dalam seni kuliner Indonesia juga ditemukan kari.

7.Sate Lilit

Dilansir dari Wikipedia, istilah "lilit" dalam bahasa Bali dan Indonesia berarti "membungkus", seperti wujud asli sate lilit yang memang dililitkan pada tusuk sate yang tebal dan lebar dari sate biasanya yang terbuat dari batang serai atau bambu.
Proses pembuatan sate lilit ternyata sejak dulu dipercayakan dilakukan oleh pria, mulai dari meracik adonan, menyembelih hewan, melilit hingga membakarnya. Pemanggangan sate. Dari proses yang cenderung dilakukan para pria inilah, sate lilit memiliki makna filosofi yang kuat dalam kehidupan dan kejantanan pria. Bahkan jika ada pria yang tak bisa membuat sate lilit, maka akan dipertanyakan kejantanannya.
Dulunya sate lilit hanya dibuat dari daging babi dan ikan, namun karena banyak permintaan dan menysuaikan konsumen yang tak bisa makan daging babi, maka dibuat pula sate lilit dari daging sapi dan ayam.
Sate yang terbuat dari daging daging babi, ikan, ayam, daging sapi, atau bahkan kura-kura yang dicincang, ini akan dicampur dengan parutan kelapa, santan, dan bumbu khas bali.

8.bebek Betutu

Bebek Betutu adalah masakan kebanggaan masyarakat bali. Bebek Betutu Biasanya dibuat dari bebek yang dibungkus daun pisang, lalu dibungkus lagi dengan pelepah pinang sehingga rapat. Bebek ditanam dalam lubang di tanah dan ditutup dengan bara api selama 6-7 jam sampai matang.
Betutu adalah cara masak untuk ayam dan bebek yang sangat khas Bali. Dari penampakannya, ayam betutu sangat mirip dengan ingkung ayam yang dipakai dalam upacara tradisi Jawa. Sama-sama utuh dan tersalut bumbunya yang tebal. Bedanya, ingkung ayam memakai santan yang membuatnya terasa gurih, sedangkan ayam betutu tanpa santan dan mencuatkan rasa pedas. Ayam betutu juga dipakai dalam upacara-upacara adat Bali.
Konon, bebek betutu yang berasal dari Kuta, Bali ini adalah makanan kesukaan para raja di Bali. Cara memasaknya cukup unik, yaitu daging bebek yang telah dibumbui harus dipijat-pijat terlebih dahulu. Katanya, dengan dipijat-pijat maka daging bebek akan menjadi empuk dan bumbunya meresap hingga ke tulang. Bebek yang telah dipijat lalu dibungkus dengan menggunakan daun pisang atau daun pinang lalu dipanggang dalam api sekam. Proses memasak bebek betutu membutuhkan waktu berjam-jam sehingga bebek betutu hanya dimasak ketika ada acara adat atau upacara keagamaan. Selain bebek betutu, ada juga ayam betutu. Perbedaan keduanya hanya dari dagingnya saja.

9.Samosa

Samosa vegetarian khas India dibuat dari terigu (tepung maida), kentang, bawang bombay, rempah-rempah,dan cabai hijau. Bawang bombay digantikan asafetida (hing) untuk orang yang pantang bawang. Samosa dimakan dengan saus cocol berupa chutney, seperti chutney daun mint, chutney daun ketumbar atau chutney asam jawa. Versi nonvegetarian berisi daging cincang (keema) atau kadang-kadang daging ikan. Di Asia Tengah, isi berupa daging domba dan bawang bombay, labu, atau kentang.
Nama samosa berasal dari bahasa Persia sanbosag. Sebutan lain untuknya di berbagai negara juga berakar dari kata yang sama: sambusac(sanbusak) yang berbentuk bulan sabit, sanbusaj di negara-negara berbahasa Arab, sambosa di Afganistan, samboosa di Tajikistan, samsa di negara-negara bahasa Turki, sambusa di beberapa wilayah di Iran, dan chamuça di Goa dan Portugal

10.Nikujaga

Nikujaga (肉じゃが daging kentang) adalah makanan Jepang yang dibuat dari daging, kentang dan bawang bombay, direbus agar manis dengan bumbu gula, kecap asin dan mirin.
Di Jepang bagian barat, daging yang digunakan adalah daging sapi dengan kentang jenis Mayqueen. Sedangkan di Jepang bagian timur menggunakan daging babi dengan kentang jenis Danshaku.
Nikujaga berasal dari masakan stew daging yang dihidangkan oleh angkatan laut Kerajaan Inggris. Makanan ini bergizi seimbang sehingga dijadikan makanan di angkatan laut Jepang dan meluas di kalangan rakyat Jepang.
Ketika sedang belajar di Portsmouth, Inggris (1870-1878), Tōgō Heihachirō sangat senang dengan makanan yang disebut beef stew. Setelah kembali ke Jepang, beef stew diputuskan menjadi makanan standar di atas kapal laut. Juru masak yang diperintahkan membuat beef stew tidak tahu resepnya, apalagi saus demiglace dan anggur juga tidak ada. Gula dan kecap asin lalu dijadikan bumbu dan ternyata enak. Masakan menjadi menu angkatan laut, tetapi tidak populer di kalangan rakyat karena dibuat dari daging dan kentang yang tidak biasa dimakan orang Jepang. Nikujaga hampir dilupakan orang akibat kehidupan yang sulit sesudah Perang Dunia II. Pada pertengahan dekade 1950-an, Nikujaga kembali masuk ke dalam menu masakan, tetapi baru menjadi menu sehari-hari pada pertengahan dekade 1960-an.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan traine pertama